Tulisan : Ust. Amrullah Abu Ghazy "Pemerhati Pergaulan Pemuda Kabupaten Malang"
بسم الله الرحمن الرحيم
Manusia dengan segala kelebihan dan kekurangannya tetap aja adalah makhluk ALLAH SWT. yang paling mulia yang diciptakan untuk beribadah kepadaNya.
Tapi terkadang seringkali manusia melupakan bagaimana agar kita bisa meraih posisi mulia itu disisi ALLAH, dalam sebuah ayat
surat Āli `Imrān ayat 139
وَلَا تَهِنُوا۟ وَلَا تَحْزَنُوا۟ وَأَنتُمُ ٱلْأَعْلَوْنَ إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ
Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang beriman.
Menjelaskan bahwa sesungguhnya kita adalah orang yang paling tinggi derajatnya disisi ALLAH ketika kita beriman
Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya),
jika kamu orang-orang yang beriman
juga dalam ayat yang lain ALLAH Subhânahu wa Ta’âlâ berfirman,
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
“Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.” [Al-Hujurât: 13]
Manusia hanyalah bernilai dan mulia di sisi Allah dengan ketakwaan, bukan dengan pangkat dan jabatan, garis keturunan dan nasab, dan bukan pula dengan kekuasaan dan harta, yang sayangnya saat ini banyak dari kita yang berlomba - lomba ingin meraih derajat mulia itu lewat jalur duniawi,
Memperbanyak harta dan benda meskipun dengan cara yang tidak diridhoi oleh ALLAH, juga berlomba - lomba menghamburkan uang untuk memdapatkan satu jabatan, bahkan ada yang mencari jabatan dengan cara mendatangi orang pintar, sampai menjilat ludah sendiri agar bisa mendapatkan jabatan yang diinginkan
Rasulullah shallallâhu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللهَ لَا يَنْظُرُ إِلَى صُوَرِكُمْ وَأَمْوَالِكُمْ، وَلَكِنْ يَنْظُرُ إِلَى قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ
“Sesungguhnya Allah tidaklah melihat kepada bentuk-bentuk dan harta-harta kalian. Akan tetapi, Allah melihat kepada hati-hati dan amalan-amalan kalian.” [Diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Hurairah radhiyallâhu ‘anhu]
Juga ketika Di hari-hari Tasyrîq yang agung, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkhutbah,
يَا أَيُّهَا النَّاسُ، أَلَا إِنَّ رَبَّكُمْ وَاحِدٌ، وَإِنَّ أَبَاكُمْ وَاحِدٌ، أَلَا لَا فَضْلَ لِعَرَبِيٍّ عَلَى عَجَمِيٍّ، وَلَا لِعَجَمِيٍّ عَلَى عَرَبِيٍّ، وَلَا أَحْمَرَ عَلَى أَسْوَدَ، وَلَا أَسْوَدَ عَلَى أَحْمَرَ، إِلَّا بِالتَّقْوَى
“Wahai sekalian manusia, ketahuilah bahwa Rabb kalian adalah satu, dan ayah kalian semua adalah satu. Ketahuilah, tidak ada keutamaan orang Arab di atas orang Ajam, juga tidak ada (keutamaan) orang Ajam di atas orang Arab, serta tidak ada (keutamaan) orang berkulit merah di atas orang yang berkulit hitam, dan tidak ada (keutamaan) orang berkulit hitam di atas orang berkulit merah, kecuali dengan ketakwaan.”[Diriwayatkan oleh Ahmad dan selainnya. Dishahihkan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ash-Shahîhah no. 2700]
Dari ayat dan hadits diatas, ada satu benang merah yang bisa kita tarik, yaitu jangan merasa bangga dengan apa yang kita miliki baik raga maupun harta jika kita belum bertakwa.
Jangan menganggap diri tampan atau cantik tanpa hiasan ketakwaan.
Berhentilah tersanjung oleh nasab dan harta, jika anda di luar jalur ketakwaan.
Jangan berkecil hati di kondisi apapun, selama anda menjaga jiwa dan amalan di atas mahligai ketakwaan.
Karena manusia yang berakal sehat tidak akan memamdang seseorang sekedar dari tampilan dan "tumpakan" (red. Kendaraan) saja, tapi lebih kepada sejauh mana dia terikat dengan aturan ALLAH dalam setiap aktifitasnya, yang mana itu adalah output dari wujud keimanan dan ketaqwaan kita kepada sang pencipta, agar senantiasa semua aktivitas kita bernilai ibadah dan diridhoi oleh ALLAH SWT.
#PemudaAmanah
#NgajiDampit
#DampitHijrah
Post a Comment